Rabu, 22 Mei 2013

Berita Bahagia

Bapak sudah berhenti merokok sejak setahun yang lalu. Kabar bahagia mengingat usianya yang tidak lagi muda untuk dapat sehebat itu memaksa paru-parunya bekerja sekian kali lipat memompa beberapa limbah udara setiap hari. Berkebalikan, kabar duka atas kesenangan Bapak yang memang hanya untuk itu katanya. 
 
Entahlah.

Satu sisi menyenangkan mendapati kabar seperti itu, terlihat benar perubahannya, badannya menjadi sedikit lebih gemuk dan raut mukanya tampak lebih segar. Ganteng. Jangan ditanya, dari segi keuangan ia sudah berhasil menghemat sekitar empat ratus ribu sebulan.

Tapi, bagaimana rasanya menjadi bapak? mengalah pada hal yang dicintainya karena usia. Mungkin dia menyerah atas kesadarannya yang memang terlambat sedang menjalani hubungan percintaan dengan hal yang tidak membuatnya lebih baik. Secara fisik. Lihat betapa dia sangat mempertanggung jawabkan segala apa yang dia pilih, dia konsisten. Setidaknya sampai setahun yang lalu. Konsisten mencekoki udara segar kami dengan hal kesukaannya. Aku yakin sebenarnya dia tau akibatnya untuk kami, biar, asal Bapak senang walaupun fisik dan dompetnya dibuat kering. Tapi batin?
 
Bapak merokok sudah dari muda, hampir seluruh hidupnya tak lepas dari asap-asap dan linting tembakau yang membuat bibirnya biru, giginya kuning tar. Hubungan yang tidak sehat, lagi-lagi aku hanya dapat menebak segala kemungkinan-kemungkinan dalam pikiranku. Dia merasa dirugikan, baiklah, logikanya mulai berjalan kali ini. Logika untuk kejam pada dirinya sendiri agar mengakhiri persetubuhannya dengan racun. Pria pintar, benar katanya tak ada kata terlambat setelah beberapa kali sebelumnya dia sempat membalas laranganku yang benar-benar tidak dapat aku sanggah lagi. Tentang kesenangannya menganiaya paru-paru dan jantungnya. Serta kami.

Ibu, tidakkah dia merasa terkhianati atas kecintaan bapak pada lintingan tembakaunya? Tidak. Dia tidak cemburu. Hanya menyayangkan betapa meruginya Bapak. Mungkin itulah bentuk cinta Ibu kepada Bapak, membiarkannya bersuka hari walau sebenarnya dia merasa mengiba. Rancu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar