Selasa, 19 April 2011

Yang Terkasih, Ibu

Menulis tentang ibu. Susah dan absurd. Bukan berarti aku tidak mencintai ibuku tapi yah selamat menyimak, semoga kalian mengerti bagaimana jaimya saya memuji Ibu. Thats how i love her more than anyone else on earth. And Mars. Pluto. Merkurius.

Ibuku itu labil seperti ABG yang baru punya pacar, kadang bilang A semenit kemudian jadi B. Konotasi yang buruk. Tapi aku tahu dia sering berubah-ubah seperti itu karena alasan tertentu.

Ibuku itu suka mengeluh. Apapun, tentang apapun, dia ratu bermulut seribu yang suka mengeluh dari masalah uang, ayam tetangga, cucian, bapak, pekerjaan, kotor, krisdayanti, sinetron dan sebagainya.

Ibuku itu paling nggak bisa melihat kami, anak-anaknya cemberut. Seperti ibu-ibu yang lain pada umumnya. Tapi ibuku lucu ketika melihat kami marah biasanya dengan segala upayanya dia akan terus membuat kita tertawa. Tertawa karena kekonyolan yang tidak ia sadari.

Ibuku itu suka menyulap bahan makanan apapun menjadi tumisan yang bumbunya itu itu aja, bawang merah, bawang putih, cabai hijau cabai rawit, terasi. Dia bukan juru masak yang baik.

Ibuku itu manis. Dia memiliki sususan gigi yang rapih, berbeda denganku. Ibuku bekerja dari jam setengah tujuh pagi sampai jam satu siang. Ibuku adalah bungsu dari 5 bersaudara. Ibuku itu orang yang kuat dan sabar (walaupun sering mengeluh), tapi dia sanggup hanya dua bulan sekali bertemu dengan bapakku, itupun kalau sempat. Ibuku itu suka membanding bandingkanku dengan anak orang lain. Ibuku itu suka mengataiku malas. Ibuku itu kesepian. Ibuku orang yang baik. Ibuku itu orang yang sangat ingin aku peluk setiap malam tapi enggan aku lakukan karena aku jaim. Ibuku itu salah satu orang yang ingin aku bahagiakan selain bapakku. Orang yang wajib aku doakan selain bapakku. Ibuku itu gaptek. Ibuku itu tidak memiliki banyak make up seperti ibu ibu kebanyakan, ibuku tidak suka make up.

Ibuku itu orang yang luar biasa, entah berapa kalimat lagi yang bisa aku tulis. ibuku itu.. ibuku itu.. ibuku itu.. Wanita yang dengan segala kekurangannya rela mempertahanku didalam perutnya selama 9 bulan lebih. Terimakasih. Wanita yang dengan segala kekurangannya berani mempertaruhkan nyawanya demi aku. Terimakasih. Wanita yang dengan segala kekurangannya bersedia menjagaku sampai saat ini.

Terimakasih Ibu. Betapapun buruknya aku menggambarkanmu dalam tulisanku, kamu tetap seseorang yang kasihnya akan selalu aku harapkan.
Terimakasih..